Rabu, 30 Oktober 2013

Based on the Tennesse William's Plays



Questions

1.     Explains the relationship between the title of the plays and the stories
2.    Gives your statement about the background the plays created (Tries to examine the plays and the playwright)
3.    Identifies and explains the themes of the play.

Answer J
1.     The relationship between the title of the plays and the stories are
-       A street car named desire
The relationship between the title and the plays :
In the play a street car named desire , that play takes place on the desire street then the one of the characters in the play, Stanley is working in a repair place named desire.

-       A cat on a hot tin roof
The relationship between the title and the play :
In the play A cat hot tin roof, Maggie is one of the character in the play, his husband named Brick called her a cat, she wants to have all of Big Daddy’s wealth then it’s like a cat on a hot tin roof

-       The glass menagerie
The relationship between the title and the play :
In the play The Glass Menagerie, this related to one character of this play, Laura. Laura is an unconfident woman, she is crippled, she is like a piece of her own glass collection.

2.    Background of the plays :
-       A Street Car Named Desire
The background of the play a street car named desire. Tennessee William is a gay, he ever lived in the New Orleans for continued his work, just like the located in the play that he created, he has a real friend named Stanley Kowalski who he fell in love with. So, he put that name on the play and the address in New Orleans into his play



-       A cat on hot tin roof
The background of the play, Tennessee William tries to describing about the real family life in American at the time. There are cruelty and destruction in the family life in American, so he describes and pour it into one of his play such as this play “a cat on hot tin roof”

-       The Glass Menagerie
The background of the play, Tennessee William inclined to express his mind about the physical problem at the 20 century. It’s about the problem of self-expression, self-identification and self-creation, we can find it in the play “the glass menagerie”

3.    The themes of those plays :
-       I think the theme of “A street car named desire” is a futility life of a woman.
A futility life of a woman refers to Blanch , she has futility life because, she  can’t organize her life well. She is alcoholic, she  got fired from her workplace as an English school teacher because she has a special relationship with 17 years old boy, it happens because she feels stress when she lost her husband who passed away, and in the end of the story, she got raped by Stanley who Stella’s husband then she entered to the hospital.

-       I think the theme of “A cat on hot tin roof” is The Crisis of a Big Family. It refers to the Big Daddy’s family who experience so many problem about their family life. They are rich family but Big Daddy’s son, Brick and Gooper. They fight for dominate all of Big Daddy’s wealth, so there are liar, greed, deception, relationship, and also homosexuality in the play.

-       I think the theme of “The Glass Menagerie” is Love. It refers to Laura who looking for her true love and her mother trying hard to make it happen. But Laura never confident, because she’s crippled, until there’s a time when she meet her school friend Jim, she loves him but actually Jim is already engaged to someone else.

Zaman kelt, anglo saxon, anglo-france, perang 100 tahun dan perang bunga mawar




1.   Zaman Anglo Saxon.

a.    Suku-Suku Iberia dan Suku-Suku Kelt

Kepulauan Britania sudah dihuni manusia ribuan tahun sebelum tarikh Masehi. Penduduk yang dominan pada zaman purba ini ialah mereka yang berambut kehitam-hitaman sehingga untuk mudahnya mereka sering disebut orang-orang Iberia´. Di kepulauan Britanian itu orang-orang Iberia melalui berbagai tingkat peradaban dari zaman batu sampai ke zaman logam.Dari abad ke-7 SM sampai abad ke-3 SM, suku-suku bangsa Kelt yang mula-mula mendiami Jerman barat-laut dan negeri Belanda bergerak melintasi benua Eropa ke segala penjuru. Sebagian dari suku ini menyebrabgi lautan dan menyerbukepulauan Britania secara bergelombang. Orang-orang Iberia yang mendiamikepulauan itu sebagian ditundukkan atau dimusnahkan dan sebagian melarikan diri kedaerah-daerah pegununga di sebelah barat dan utara.Hubungan antara orang-orang Kelt dan orang-orang Iberia di KepulauanBritania mula-mula aialah hubungan antara yang menaklukan dan yang ditaklukan,tetapi keduanya lama kelamaan bercampur. Dareah-daerah Inggris selatan dantenggara merupakan tempat-tempat dimana orang-orang Kelt mencapai tingkatkehidupan ekonomi dan kebudayaan yang tertinggi. Hal ini tidak mengherankan karena daerah-daerah itu sangat baik untuk pertanian dan peternakan. 

b.      Inggris dibawah Kekuasaan Roma

Tahun 55 dan 54 SM balatentara Roma menyerbu Inggris. Tetapi penyerbuanitu belum berakibat dikuasainya Inggris oleh Roma, karena balatentara itu segeraditarik kembali. Kemudian tahun 43 M Roma melakukan penyerbuan lagi danmengalami kemenangan. Cara tentara Roma untuk menjaga dan tetap menguasaiwilayah-wilayah yang telah ditaklukannya ialah dengan membangun jaringan jalanraya yang mrnghubungkan sistem perbentangan yang masing-masing dijaga tentara reguler.
Salah satu pengaruh Roma yang terpenting terhadap orang-orang Kelt ialahagama Kristen yang masuk ke Inggris pada abad ke-4. Ketika seratus tahun kemudian balatentara serta pejabat-pejabat Roma ditarik kembali ke Roma dan peradaban Romadi Inggris dilanda kemusnahan, maka yang tetap tegak antara sisa-sisa peninggalanRoma ialah agama Kristen diantara suku-suku Kelt.

c.     Serbuan Suku-Suku Germanik

Menjelang akhir abad ke-4 pusat pemerintahan Roma mulai goyah karenasebab-sebab ekonomi dan politik, dan juga karena serangan-serangan suku-sukuGermanik yang semakin meningkat. Di Inggris, mulai surutnya kekaisaran Romatampak dalam semakin mengganasnya serangan-serangan suku-suku Kelt primitif dariutara dan dari Irlandia terhadap daerah-daerah yang dikuasai pemerintah Roma.Kesulitan-kesulitan yang dialami pusat pemerintahan Roma mengakibatkan semakinsedikitnya tentara dan orang-orang sipil yang dikirim ke Inggris.Pada saat tentara Roma ditarik seluruhnya oleh Inggris pada permulaan abadke-5, suku-suku Germanik dari daratan Eropa mulai berdatangan dalam jumlah besar dan memusnahkan sisa-sisa kebudayaan Roma. Orang-orang Germanik yangmenyerbu Inggris itu ialah dari suku-suku Jute, Angle, dan Saxon, atau sering disebutsuku-suku Anglo-Saxon´.
Dalam abad ke- 16 kekacauan yang ditimbulkan oleh penyerbuan suku-sukuAngle, Saxon, dan Jute sudah mereda. Hubungan antara orang-orang Anglo-Saxondan orang-orang Kelt, yang sebagian besar mendiami bagian barat Inggris, Wales, danSkotlandia, tidak pernah akrab sehingga tidak banyak terjadi saling mempengaruhi

d.    Penyebaran Agama Kristen di Inggris

Agama Kristen masuk di kalangan orang-orang Anglo-Saxon menjelang akhir abad ke- 6 dari dua jurusan, yaitu dari selatan dan utara. Penyebaran agama Kristendari selatan mulai dengan mendaratnya Agustinus dari Roma dengan 40 pengikutnyadi daerah Kent. Orang-orang Wales membantu mengkristenkan orang-orang Aglo-Saxon melalui seorang rohaniawan yang bernama Patricius. Pada abad ke-5 iamnegkristenkan Irlandia bernama Columba menyebarkan agama di Skotlandia barat,dan di daerah ini agama Kristen masuk ke Northumbria melalui seorang misionaris bernama Aidan. Agama Kristen yang disebarkan oleh Aidan itu dalam beberapa hal berbeda dari agama Kristen yang dibawa oleh Agustinus.Keunggulan Gereja Roma di seluruh Inggris ini memungkinkan sentralisasidan kesatuan dalam sistem serta tujuan dalam urusan kegerejaan Inggris. Pengaruh baik yang disebarkan oleh Gereja tidak saja terasa dalam urusan kenegaraan tetapi juga dalam bidang kebudayaan pada umumnya. Penegetahuan dan kesennian berkembang berkat pengaruh Gereja, terutama kesusasteraan, musik dan arsitektur.Kesusasteraan Anglo-Saxon yang sebelumnya hanya berbentuk lisan, mulai dituliskanoleh para rokhaniwan sehingga sebagian masih dapat tersimapan sampai sekarang.

e.    Serbuan Orang-orang Skandinavia

Menjelang akhir abad ke-8, Inggris mendapat serangan-serangan pertama dariorang-orang Viking. Pada pertengahan abad ke-9, Inggris bagian utara dan timur hampir seluruhnya sudah dikuasai oleh orang-orang Skandinavia. Mereka kemudianmulai mengarahkan serangan-serangan mereka ke Wessex. Tetapi untunglah Wessexwaktu itu memiliki seorang tokoh besar yangmampu menghadapi serangan-seranganViking, ialah raja Alfred (871-899). Setelah tujuh tahun berperang, ia berhasilmengalahkan bangsa Viking dan memaksa mereka menerima perjanjian Wedmore pada tahun 878.Berkat usaha-usaha Alfred, maka putranya yang kemudian menggantikannya,yaitu Edward the Elder, sudah merasa cukup kuat untuk berusaha merebut kembalidaerah-daerah Danelaw. Dengan demikian maka persatuan bangsa Inggris merupakanhasil positif yang tumbuh dari kesengsaraan yang ditimbulkan oleh peperanganmelawan orang-orang Viking.




f.     Feodalisme Tumbuh di Inggris

Sistem ini mulai tampak bentuknya kira-kira dalam abad ke-10 dan mencapai kejayaanya dua abad berikutnya. Feodalisme bukanlah hasil perancanaan, melainkantumbuh dari keadaan setempat. Inggris diperintah oleh seorang raja dan penyatuanseluruh Inggris terlaksana dibawah raja Edgar (959-975). Kata ³feodalisme´sesungguhnya berdasarkan kata ³feudum´ atau tanah titipan. Dan memang sebagian besar negara waktu itu diatur menurut azas feodalisme. Pun dalam tata mayarakat, prinsip yang mennjadi lazim ialah bahwa ³setiap orang memiliki seorang tuan (lord)´yang wajib ia layani dan dari siapa ia memperoleh perlindungan, peradilan, dan jaminan penghidupan. Hubungan pribadi antara bawahan dan atasan merupakan tali pengikat yang mempersatukan seluruh masyarakat, bahkan seluruh negara.
 


2.  Zaman Anglo –Perancis

a.    Pemerintahan Edward The Confessor dan Penaklukan oleh Normadia

Di atas telah dikemukaan bahwa para pengganti Canute tidak mampu mempertahankan konfederasi Anglo-Denmark, sehingga Inggris berdiri sendiri lagi di bawah seorang raja keturunan Alfred the Wessex, yaitu Edward the Confessor. Jugatelah dikatakan bahwa hubungan Inggris dengan Denmark semakin jauh karena raja baru itu telah berorientasi kepada Prancis. Maka tatkala Edward menduduki tahtaInggris, ia mengangkat orang-orang Normandia dalam kedudukan-kedudukan tinggi baik di lingkungan Gereja maupun dalam pemerintahan

Pada tahun 1066 raja yang saleh dan lemah itu meninggal dengan mewariskantahta yang menjadi bahan sengketa karena konsep ³kesucian´ yang ia pegang teguhtidak memungkinkan untuk memiliki keturunan. Maka sesudah Edward meninggatanpa mempunyai keturunan yang dipilih oleh ³Witan´ sebagai penggantinya ialahHarold, putra Godwin, Earl of Wessex. Namun pengangkatan Harold ini ditentangoleh Harald Hadrada, raja Norwegia dan William, Duke of Normandy, yang masing-masing seperti juga Harold masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan Edwardteh Confessor, dan karenanya merasa berhak juga atas tahta Inggris. Menjelang akhir  bulan September  1066 pasukan Norwegia mendarat dibagian utara Inggris, namudapat dikalahkan oleh Harold. Beberapa minggu sesudah Harold berhasilmengalahkan pasukan-pasukan Norwegia, ia sendiri dikalahkan dan terbunuh oleh pasukan Willian dari Normandia di suatu tempat di Inggris selatan yang bernamaHastings.

b.    Akibat Penaklukan oleh Normandia

Sesuai dengan namanya, maka daerah Prancis yang disebut Normandiasesungguhnya dikuasai oleh keturunan orang-orang Skandinavia. Orang-orang Normandia itu tidak berusaha mempertahankan kebudayaan asli mereka, tetapi bahkan menanggalkannya dan mengadopsi kebudayaan Prancis. Dalam segi politik, feodalisme Normandia lebih ketat daripada feodalisme Anglo-Saxon. Williammenjadi Raja Inggris setelah kemenangannya di Hastings. Dengan pemerintahannya,William telah mencergah timbulnya anarki yang merupakan bahaya yang selalu mengancam dalam sistem feodal, dan memulai pertumbuhan birokrasi kerajaan yang efektif. William tidak saja mengadakan perubahan-perubahan dalam sistem pemerintahan, tetapi juga di bidang keagamaan, salah satunya yaitu pemisahan antara peradilan Gereja dan peradilan sekuler. Salah satu akibat penaklukan oleh Normandiayang tidak kalah pentingnya ialah yang mnyangkut bahasa Inggris.

c.    Raja-Raja Anglo-Norman Sesudah William I

William I atau William the Conqueror (si Penakluk) yang meninggal tahun 1087 telah mewariskan suatu monarki serta suatu kerajaan yang cukup mantap berkat perpaduan tiga cara pengendalian, aialah melalui sistem feodal, administrasi pusat,dan pemerintahan daerah. Garis Normandia dilanjutkan oleh William Rufus atauWilliam II (1087-1100), putera tertua William I. Di bawah pemerintahan William IIterjadi sengketa antara raja dan Gereja. Penyebab pokok berkisar sekitar kekkuasaandan kekayaan duniawai yang dimiliki gereja dan cenderung menimbulkan rasa cemasdan iri di kalangan sekuler, dan konflik tersebut masih berlanjut tatkala WilliamRufus meninggal dan digantika oleh adiknya, yaitu Henry (1100-1135). Pada masa pemerintahan Henry suasana semakin membaik. Namun setelah kematian Henry I dan digantikan oleh Stephen of Bloissuasana menjadi semakin memburuk dan terjadi anarki dan kesewenang-wenangandan berlangsung teus sampai meninggalnya Stephen tahun 1154 yang kemudiandigantikan oleh Henry II.

d.     Pertumbuhan Kota-Kota

Tatkala perdagangan di Eropa Barat mengalami kemunduran sesudahruntuhnya kekaisaran Roma, ikut mundur pulalah kota-kota yang ada di bagian benuaitu. Keadaan di Eropa barat sesudah runtuhnya kekaisaran Roma itu tidak memungkinkan bagi kegiatan perdagangan. Keadaan tersebut berubah berangsur-angsur dalam abad ke-11dan12 tatkala keamanan di Eropa barat mulai membaik.Dengan hidupnya kembali perdangan itu, bangkit pulalah pusat-pusat kegiatan usahadan perdaganganyang dinamakan kota.Lambat laun kota-kota itu menginginkan kebebasan yang lebih besar denganhak-hak sendiri. Keinginan tersebut kemudian dapat terkabul sesudah kota-kota itumemperoleh ³piagam´ (charter) dari raja dengan cara membeli. Hidupnya kembali perdagangan yang mengakibatkan tumbuhnya kota-kota, berakibat pula pada perananuang dalam masyarakat. Selain itu, pertumbuhan kota-kota meningkatkan dinamikamasyarakat, karena penghunu-penghuni kota lebih bersifat terbuka terhadap hal-hal baru.

e.    Pemerintahan Henry II (1154-1189)

Pada waktu Henry II dinobatkan sebagai raja, ia sebagai Count of Anjou telahmenguasai daerah-daerah luas di Prancis yang meliputi lebih dari separuh negeri itu.Henry II memiliki sifat-sifat kepemimpinan dan dinamika yang memadai. Syarat lainyang harus dipenuhi untuk dapat menguasai daerah-daerah seluas itu ialah suatuaparat permanen yang benar-benar efektif.Suatu paradox dalam sejarah bangsa Inggris, yaitu bahwa kebijaksanaan-kebijaksanaan yang menumbuhkan kelembagaan yang khas Inggris justru diciptakanoleh tokoh-tokoh yang sesungguhnya termasuk ³orang asing´ di Inggris. Melaluihukum, Henry II telah berhasil memperkuat pemerintahan kerajaan, suatu hal yangsangat diinginkan golongan-golongan menengah dan bawahan waktu itu. Henry II berhasil mencegah anarki dalam kerajaannya, namun sebaliknya ia gagal mencegahdalam keluarganya sendiri. Kedua puteranya memberontak terhadapnya pada tahun 1188 dengan bantuan raja Prancis.

f.      Perang Salib

Perang Salib dimulai tahun1096 dan secara terputus-putus berlangsungselama dua abad. Perang ini mula-mula bertujuan utama merebut kembali Jerusalemdari tangan pemeluk-pemeluk agama Islam yang dikabarkan telah memberikan perlakuan kurang baik kepada peziarah-peziarah Kristen ke Tanah Suci itu. Selainmotif agama, terdapat juga motif-motif lain yang mendorong sebagian pesertaexpedisi-expedisi Perang Salib itu.Diantara expedisi-expedisi yang terpenting yaitu: Perang Salib I (1096-1099),Perang Salib II (1147-1150), dan Perang Salib III(1189-1192). Perang Salib tidak  berhasil mencapai tujuan utamanya yaitu menguasai kembali Jerusalem.


g.    Pemerintahan Richard I (1189-1199)

Richard ³si Hati Singa´ lebih terkenal sebagai pahlawan Perang Salib III, dansebagai ³jago perang´ ia tentunya kuran tertarik kepada soal-soal rutin administrasi pemerintahan. Hak-hak khususnya sebagai raja ia ³gadaikan´ kepada adiknya John,dan bangsawan-bangsawan kaya. John pada waktu itu sudah terkenal sebagai orangyang tidak bijaksana dan sukar dipercaya.Selama masa pemerintahan Richard, sesungguhnya pimpinan pemerintahandipegang oleh para ³justiciar´, yaitu hakim agung dan pejabat kerajaan tertinggi,mula-mula William Longchamps dan kemudian Hubert Walter. Hubert Walter  berhasil dalam menjaga ketertiban dan keamanan, dan selain itu ia menempuh suatukebijaksanann baru dengan memberikan kepercayaan dan tanggungjawab lebih besar kepada golongan menengah di kota-kota. Pemerintahan yang dijalankan HubertWalter hanya 4 tahun dan berakhir ketika Richard I yang diwakilinya terbunuh diPrancis. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh John.

h.      Magna ChartaRaja John (1199-1216)

Magna ChartaRaja John (1199-1216) sering dianggap sebagai ³raja terburuk´ yang pernahmemerintah di Inggris. Pemerintahan John bahkan dapat dianggap sebagai ³rahmatterselubung´ karena tindakan-tindakan negatif yang dilaksanakannya justrumenghasilkan akibat-akibat positif bagi bangsa Inggris. Pertama, orientasi golongantasan Inggris, baik kultur ekonomis maupun politis semakin jauh dari Prancis danlebih tertuju kepada Inggris. Kedua, lahirnya ³Magna Charta´ yang merupakan dasar kongkrit bagi konstitusi Inggris.³Magna Charta´ (Piagam Agung) ditandangani oleh John untuk memenuhituntutan para bangsawan pada pertengahan tahun1215. ³Magna Charta´ atau ³TheGreat Charter´ berisi masalah-masalah khusus, dan yang terpenting ialah bahwa tidak  boleh lagi dipungut pajak-pajak tambahan tanpa persetujuan ³Great Council´ (MajelisAgung), dan menangkap ³orang bebas´ (freeman) adalah tindakan melawan hukumkecuali jika sesuai dengan penilaian sah para atasan orang tersebut atau sesuai denganhukum yang berlaku. ³Magna Charta´ sepanjang sejarah bangsa Inggris menjadi pegangan pokok bangsa itu dalam mempertahankan hak-hak serta kebebasannyaterhadap kesewenang-wenangan para penguasa.Raja John menghianati piagam itu sendiri segera setelah iamenandatanganinya. John meninggal tahunn1216 dan tahta kerajaan diserahkankepada puteranya yang berumur 9 tahun yang memerintah sebagai Henry III.



3.    Perang 100 Tahun

Perang Seratus Tahun adalah sebuah konflik bersenjata sepanjang 116 tahun antara Kerajaan Inggris dan Perancis, yang berawal pada 1337 dan berakhir pada 1453.
Meski perang ini berlangsung sepanjang masa kekuasaan lima raja Inggris dan lima raja Perancis (Valois), masa ini bukanlah peperangan yang terjadi terus-menerus, melainkan rangkaian kampanye yang dipisahkan kadang oleh masa gencatan senjata yang panjang atau konflik bertekanan tinggi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri.
Perang ini kebanyakan terjadi di Perancis, dan meski ia mirip sebuah perang saudara Perancis maupun konflik internasional, sejarawan Philippe de Vries memperkirakan perang ini telah "terjadi pada sekitar tingkat provinsi". Fernand Braudel, yang mengutipnya, menambahkan bahwa "Inggris berperan sebagai sebuah provinsi (atau sekelompok provinsi) dalam unit Inggris-Perancis" yang merupakan medan perang sekaligus sebuah hadiah (Braudel 1984 hal. 353).
Perang ini penting karena penggunaan senjata dan taktik baru yang mengakhiri zaman ksatria, kehadiran pasukan tentara pertama di Eropa Barat sejak masa Kekaisaran Romawi Timur, perubahan dalam peran para orang-orang bijak dan rakyat miskin, dan perkembangan penting dalam pertumbuhan bangsa dan monarki baru secara rata-rata. Perang ini sering dipandang sebagai salah satu konflik terpenting dalam peperangan zaman pertengahan.
Setelah raja terakhir Prancis dari keturunan langsung Capet meninggal pada 1328 M, raja Inggris Edward III, yang telah menguasai wilayah yang besar di Prancis, mengklaim sebagai penguasa seluruh wilayah Prancis sebagai raja Prancis serta raja Inggris. Ia memanfaatkan kondisi Prancis yang sedang tanpa pemimpin. Pada masa ini Edward III sendiri baru berusia delapan belas tahun.
Perang pun pecah pada 1338 M. Menghadapai ancaman Inggris, para lord Prancis memilih seorang raja baru untuk memimpin mereka melawan pasukan Inggria. Sayangnya, raja terpilih bukanlah orang yang cakap sehingga pada awalnya justru Inggris yang mampu memenangkan beberapa pertempuran besar. Semakin lama jutru semakin banyak wilayah Prancis yang direbut Inggris, dan wilayah yang dikuasai kerajaan Prancis hanya menyisakan sedikit kawasan di Prancis utara.
Meskipun demikian, Prancis terus melawan dan peperangan terus berlanjut, bahkan setelah Edward III meninggal pada 1377 M. Sebagian karena Maut Hitam, kedua belah pihak tidak mampu untuk sepenuhnya mengakhiri peperangan. Di bawah raja baru mereka yang masih muda, Henry V, Inggris memenangkan pertempuran besar di Agincourt pada 1415 M, di mana Henry menggunakan senjata baru, meriam, yang amat membantunya memperoleh kemenangan.
Inggris berhasil merebut hampir seluruh wilayah Prancis. Akan tetapi Henry V mati muda di Paris. Setelah kematiannya, Prancis mulai mengalami kebangkitan dengan munculnya seorang perempuan bernama Jean, yang mengaku mendengar suara Tuhan di ladang ketika sedang menggembalakan domba ayahnya. Ia mengklaim bahwa Tuhan menyuruhnya mempimpin pasukan Prancis melawan Inggris. Maka Jean pun meninggalkan desanya yang disebut Arc dan mendatangi pasukan Prancis.
Pada awalnya Jean ditertawakan oleh para tentara, yang tidak percaya bahwa Jean dapat memimpin pasukan. Namun Jean akhirnya berhasil memimpin mereka, dan di bawah kepimpinpinanya, pasukan Prancis memperoleh banyak kemenangan. Ia berhasil merebut kembali kota Orleans dan Reims, serta kota-kota lainnya, demi raja Prancis, Charles VII. Sayangnya, ia kemudian ditangkap dan ditawan oleh pasukan Inggris. Pasukan Inggris menuduh Jean sebagai penyihir, dan, setelah melalui pengadilan yang panjang, membakarnya hidup-hidup di Rouen pada 1431 M.
Meskipun kehilangan Jean, Prancis terus memperoleh kemenangan dalam peperangan ini, dan pada 1453 M raja Inggris Henry VI (putra Henry V) menyerah kepada Prancis. Ia melepaskan seluruh wilayah kekuasaannya di Prancis kecuali pelabuhan di Calais.








4.    Perang Bunga Mawar

Perang Mawar (1455–1487) adalah perang saudara yang memperebutkan tahta Inggris antara Keluarga Lancaster dan Keluarga York, dua keluarga kerajaan Plantagelet. Nama Perang Mawar ini diambil dari simbol kedua keluarga yaitu mawar merah dan mawar putih.
Meskipun pertempuran bersenjata telah terjadi antara pendukung Henry dan Richard sebelumnya, konflik utama bari terjadi pada tahun 1455 sampai 1487.
Pemicu perang ini adalah perebutan tahta antara dua keluarga tersebut. Konflik antara dua keluarga dimulai pada 1422 ketika Richard, Bangsawan York menuntut tahta Inggris karena Raja Henry V yang meninggal pada saat itu memiliki pewaris tahta yang masih bayi, Henry VI. Tuntutan ini, tentu saja, memicu konflik antara Keluarga Lancaster dan Keluarga York, terutama dengan Margareth dari Anjou, Ratu Inggris.